Selasa, 13 Februari 2018

Samadhi Menakjubkan yang Mendalam dan Tertinggi Tiada Taranya


Samadhi Menakjubkan yang Mendalam dan Tertinggi Tiada Taranya

 “Mahavaipulya-mahasamghata Sutra” menyebutkan bahwa : Apabila ada insan yang melafal Amituofo, maka ini merupakan samadhi menakjubkan yang mendalam dan tertinggi tiada taranya.


Ucapan ini disampaikan oleh Buddha Sakyamuni di dalam “Mahavaipulya-mahasamghata Sutra”, praktisi sekalian hendaknya merenungkan dengan seksama, apakah melafal Amituofo tak sebanding dengan Aliran Zen? Cobalah kalian pikirkan baik-baik, masa berlangsungnya Dharma Buddha Sakyamuni adalah 12 ribu tahun lamanya, dihitung sejak Sang Buddha memasuki Parinirvana, seribu tahun pertama disebut Periode Saddharma (Dharma Sejati), akar kebijaksanaan manusia masih tinggi, menjalankan disiplin sila dapat meraih keberhasilan, dengan mengamalkan Vinaya dapat mencapai tingkatan kesucian tertinggi Arahat.

Sampai pada seribu tahun kedua, akar kebijaksanaan manusia perlahan mulai tumpul, menjalankan disiplin sila sudah tidak efektif lagi, sehingga harus melatih Dhyana. Periode ini disebut sebagai Saddharma-pratirupaka (Dharma Mirip), sudah tidak tulen lagi seperti waktu silam, pada periode ini melatih metode Dhyana meraih keberhasilan.

Ajaran Buddha tersebar sampai di Tiongkok, bertepatan dengan permulaan Periode Dharma Mirip, seribu tahun setelah Sang Buddha memasuki Parinirvana, seribu tahun kedua, Buddha Dharma tersebar sampai ke Negeri Tirai Bambu, maka itu Aliran Dhyana (Aliran Zen) di Tiongkok begitu berjaya, hal ini tercantum di dalam “Mahavaipulya-mahasamghata Sutra”, ramalan Buddha Sakyamuni telah terbukti. Pada periode ini, melatih metode Dhyana dapat mencapai pencerahan, dapat mencapai tingkatan kesucian.

Tetapi setelah melewati seribu tahun lagi, atau tiga ribu tahun sejak Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, telah memasuki Periode Saddharma-vipralopa atau Jaman Berakhirnya Dharma, kini kita berada pada periode ini, periode ini berlangsung 10 ribu tahun lamanya, kini sudah berjalan seribu tahun.

Akar kebijaksanaan manusia kian lama kian tumpul, melatih metode Dhyana tidak dapat meraih keberhasilan, lantas metode apa yang mesti digunakan? Yakni melafal Amituofo, 10 ribu tahun Periode Berakhirnya Dharma, melafal Amituofo dapat meraih keberhasilan.

Kita pikirkan dengan seksama, manusia yang hidup pada era kita ini, melatih disiplin sila tidak dapat meraih keberhasilan, melatih metode Dhyana juga tidak dapat meraih keberhasilan, hanya dengan melafal Amituofo barulah dapat meraih keberhasilan.

Ini serupa dengan orang yang jatuh sakit, pada Periode Dharma Sejati, penyakit yang diderita manusia masih begitu ringan, begitu diberi obat Vinaya dia langsung sembuh; pada Periode Dharma Mirip, penyakit yang diderita manusia sudah agak parah, Vinaya sudah tidak ampuh lagi, maka itu harus diganti dengan obat Dhyana, barulah dapat menyembuhkannya; pada Jaman Berakhirnya Dharma, penyakit manusia sudah memasuki tahapan kritis, sudah tidak punya harapan lagi, baik obat Vinaya maupun obat Dhyana sudah tidak manjur lagi, maka harus diganti dengan obat Pelafalan Amituofo barulah dapat terselamatkan.

Menurut anda, obat mana yang lebih mujarab? Tentu saja melafal Amituofo, melafal Amituofo barulah merupakan mustika menakjubkan yang tertinggi tiada taranya, yang mampu menyelamatkan para makhluk di Jaman Berakhirnya Dharma, apalagi bila pada dua periode sebelumnya ada praktisi yang bertemu dengan Pintu Dharma ini, apa mungkin dia takkan berhasil?

Maka itu Buddha Sakyamuni ketika masih membabarkan Dharma di dunia, menasehati ayahanda-Nya agar melafal nama Buddha. Masa itu masih merupakan Periode Dharma Sejati, Sang Buddha masih berada di dunia, Beliau tidak mengajari metode lainnya, terhadap ayahanda-Nya, Sang Buddha mengajarkan Pintu Dharma Pelafalan Nama Buddha, bertekad terlahir di Tanah Suci.

Kita harus mengamati dengan seksama, barulah mengetahui bahwa keunggulan Pintu Dharma ini melampaui seluruh pintu Dharma lainnya, diantara pintu Dharma yang tak terhingga, Pintu Dharma ini menempati urutan pertama.

Maka itu, pada masa pemerintahan Kaisar Qianlong (1711-1799), Master Ciyun Guanding, di dalam karya tulisnya yang berjudul “Penjelasan Amitayurdhyana Sutra”, mengungkapkan bahwa apabila bertemu dengan bencana dan malapetaka besar, segala pintu Dharma juga sudah tidak efektif lagi, pada akhirnya tinggal satu-satunya Pintu Dharma yang pasti dapat menyelamatkan kita, yakni membangkitkan ketulusan melafal Amituofo. Lafalan Amituofo dapat menyelamatkan dirimu melampaui segala bencana dan malapetaka, lebih efektif dan lebih unggul daripada segala bentuk upacara pertobatan dan upacara ritual lainnya.

Sayangnya masyarakat luas masih kurang mengetahui hal ini, ketika berhadapan dengan bencana dan malapetaka, masih suka mengikuti upacara pertobatan, baik Upacara Pertobatan Liang Huang maupun Upacara Ritual Shui Lu.

Master Guanding memberitahukan pada kita, apabila segala bentuk upacara pertobatan ini sudah tidak ampuh lagi, maka hanya dengan melafal Amituofo barulah efektif.

Maka itu barulah kita mengetahui bahwa Master Dhyana Zhongfeng menyusun sebuah buku syair pertobatan yang berjudul “Kebaktian Pembacaan Amitabha Sutra  Berkesinambungan  Dalam Tiga Sesi”, apa tujuannya? Oleh karena segala bentuk upacara pertobatan sudah tidak ampuh lagi, sedangkan cara yang ditempuh ini baru efektif, yakni dengan “Amitabha Sutra” dan pelafalan Amituofo sebagai topik utama!

Maka itu pelafalan Amituofo ditinjau dari Aliran Dhyana, disebut sebagai Samadhi Menakjubkan yang Mendalam dan Tertinggi Tiada Taranya.                                     

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Pebruari 2011
Kode Artikel02-039-0267


無上深妙禪
「故《大集經》曰:若人但念阿彌陀,是即無上深妙禪也。」這句話是世尊在《大集經》上講的,諸位就要細心去參究,念佛不如禪嗎?諸位好好想想,佛的法運一萬二千年,從佛滅度開始算起,第一個一千年叫正法時期,人根淳厚,持戒就能成就,依著戒律修行就能證阿羅漢果。到第二個一千年,人的根性慢慢就鈍,持戒不能成就,要修禪定。像法時期,就是相似,沒有以前那麼真,禪定成就的。佛法傳到中國,正是像法的開端,佛滅度後一千年,第二個一千年,佛法傳到中國來,所以中國的禪宗特別興旺,這《大集經》上說的。釋迦牟尼佛的預言兌現了,修禪定能開悟、能證果。可是再過一千年,三千年之後,入末法時期,我們現在是末法時期,而且末法,末法一萬年,已經過了一千年。人的根性愈來愈鈍,修禪不能成就,用什麼方法?念佛,末法一萬年,念佛成就。我們想一想,我們這個時代的人,戒不能成就,禪不能成就,念佛能成就。這就像害病一樣,正法時期的人病很輕,戒律一治他就好了;像法時期的人害的病就嚴重,戒律這個藥沒效,用禪定這服藥,行,能幫助他;末法時期,病入膏肓,沒救了,戒律的法、禪定的法都不行,念佛能救。你說哪一服藥厲害?還是念佛,念佛才是無上的妙寶,能救末法眾生,要是像法、正法遇到的時候,他能不成就嗎?所以釋迦牟尼佛當年在世,勸導他的父王,佛為父王說什麼法?說念佛法門。那是正法時期,佛在世,他不教他別的,對他父親教念佛法門,求生淨土。

  我們要細心、冷靜的觀察,才知道這個法門超勝一切法門,無量無盡法門當中,它排名是第一。因此,乾隆年間,慈雲灌頂法師在《觀無量壽佛經》註解上他說的,我們如果遇到大災大難,所有經教法門都救不了,都沒有效果,最後還有一門決定得救,這一門是什麼?老實念佛,這一句六字洪名能普度一切災厄,比什麼樣的經懺佛事效果都殊勝。可惜宣揚不力,社會大眾知道的人很少,他們遇到災難,去拜懺,拜梁皇懺、拜水陸懺,水陸法會。灌頂法師告訴我們,如果這些懺儀都收不到效果,念佛能收到效果。所以我們才知道,中峰禪師他編集的《三時繫念法事》,那是什麼用意?所有懺儀都失掉效果,這個東西行,念佛,以《彌陀經》、一句佛號為主!所以這句佛號用禪來說,是無上深妙禪。

文摘恭錄淨土大經解演義(第二六七集)2011/2/6 檔名:02-039-0267

Kaisar Zhou Zhao-wang


Kaisar Zhou Zhao-wang

Zhou Zhao-wang merupakan salah satu kaisar Dinasti Zhou yang dikuasai oleh keluarga bermarga Ji. Kaisar Zhou Zhao-wang sendiri bernama Ji Xia. Dalam sejarah Tiongkok, Dinasti Zhou merupakan dinasti yang berkuasa paling lama, sekitar 800 tahun lamanya, oleh karena Dinasti Zhou mengutamakan pendidikan budi pekerti, menjunjung tinggi etika moral, makanya bisa berlangsung begitu lama.

Kaisar Zhou Zhao-wang merupakan kaisar ke-4 dari Dinasti Zhou Barat (1027-771 SM), ketika tampuk kekuasaan sampai di tangannya, pengaruh keluarga kekaisaran mulai berangsur melemah.

Kaisar Zhou Zhao-wang orangnya tidak tegas, andaikata dia bukan orang lemah, tentunya Dinasti Zhou takkan mengalami kemunduran. Akhirnya kepercayaan rakyat pada pemerintah tidak ada lagi, titah kaisar diabaikan begitu saja, para pejabat juga tidak patuh lagi.

Para pejabat membangun negara sendiri-sendiri, menjadi raja di negeri sendiri, tidak mau mendengar kata kaisar lagi, masing-masing sibuk menata pemerintahan sendiri, semuanya ingin jadi penguasa.

Akhirnya demi mengembalikan kepercayaan rakyat, Kaisar Zhou Zhao-wang melakukan perjalanan keliling, untuk mempelajari kelebihan yang dimiliki negara lainnya, berharap bisa membangun kembali kepercayaan pada keluarga kekaisaran.

Tetapi pada saat itu negara yang baru muncul, yakni Kekaisaran Chu sudah begitu tidak setia lagi dengan Kekaisaran Zhou, ditambah ambisi mereka yang merajalela. Mengetahui bahwa Kaisar Zhou Zhao-wang hendak bertamu ke negeri mereka, maka sengaja membuat sebuah perahu yang nantinya akan ditumpangi Kaisar Zhou Zhao-wang untuk menyeberangi Sungai Han, kapal tersebut dibangun secara tidak kokoh dan direkat pakai lem.

Ketika perahu sampai di tengah sungai, lem yang terkena air kehilangan daya rekatnya, bagian perahu pun terpisah, satu persatu papan perahu terapung di atas Sungai Han. Inilah perangkap yang sengaja dibuat oleh penduduk Negeri Chu.

Padahal bagi seorang kaisar yang hendak melakukan perjalanan keliling, moda transportasi disediakan sendiri, mana boleh mengharapkan orang lain yang menyediakan dan tinggal menumpangi saja, ini adalah kaisar yang ceroboh, begitu mudahnya masuk ke perangkap orang lain, bahkan nyawa pun melayang begitu saja.

Arwah Kaisar Zhou Zhao-wang yang jatuh ke dalam Sungai Han, pergi menemui Raja Naga, lalu Raja Naga berkata : “Kalau begitu kamu tidak usah pulang lagi!”

Kemudian dia tidak pulang dan tidak menjadi kaisar lagi, mati tenggelam di dasar sungai. Meskipun demikian, dia berkuasa untuk jangka waktu yang tidak sedikit, bertahta selama 51 tahun.

Di dalam buku sejarah Dinasti Zhou yang berjudul “Zhoushu Yiji”, pada Tahun 24 bertahtanya Kaisar Zhou Zhao-wang, suatu hari bertiup angin badai, kira-kira seperti angin topan, sehingga istana dan rumah penduduk jadi terguncang; malam harinya muncul cahaya lima warna, cahaya ini memenuhi sepuluh penjuru (arah atas, bawah, timur, barat, selatan, utara, tenggara, barat daya, timur laut, barat laut). Akhirnya lima warna tersebut berubah jadi dua warna yakni hijau dan merah.

Maka itu Kaisar Zhou Zhao-wang mengumpulkan ahli astronomi, kaisar bertanya : “Fenomena ini petanda baik atau jelek?”

Saat itu Pejabat Astronomi yang bernama Su You, menjawab : “Fenomena ini muncul berkaitan dengan lahirnya seorang Suciwan agung di arah barat sana”.

Buddha Sakyamuni lahir pada tahun ke-24 bertahtanya Kaisar Zhou Zhao-wang, yang menurut penanggalan masehi adalah Tahun 1028 SM. Menurut penanggalan lunar hari lahir Pangeran Siddhartha Gautama adalah bulan ke-4 hari ke-8.

Kaisar Zhou Zhao-wang bertanya lagi : “Apa pengaruh peristiwa ini terhadap dunia?”

Su You menjawab : “Saat sekarang ini masih belum membawa dampak besar, tetapi setelah seribu tahun yang akan datang, ajaran Suciwan agung ini akan tersebar sampai ke tanah air kita ini”.

Saat itu Kaisar Zhou Zhao-wang memanggil Tukang Ukir Batu untuk mengukir percakapan ini ke atas batu prasasti.

Akhirnya ramalan ini jadi kenyataan, yakni pada masa bertahtanya Kaisar Han Ming-di (28-75 Masehi), Buddha Dharma tersebar dari India ke Tiongkok, bila dihitung waktunya sekitar seribu tahun sekian; maka itu Ajaran Buddha tersebar sampai ke Tiongkok, kejadian ini sejak awal telah diketahui Su You. Setelah masuk ke Tiongkok, Ajaran Buddha menikmati masa kejayaan.

Petikan Ceramah Master Hsuan Hua tanggal 3 September 1987




今天講周昭王,周朝是姓姬的,所以昭王姓姬名瑕,是周武王的第四代曾孫。在中國的朝代當中,周 朝王於天下是最久的,有八百年那麼長;因為周朝講德行,注重道德,所以能那麼久遠。昭王是西周的第四代王,西周到他的時候,王室漸衰;王室就是皇帝所住, 發號司令之處。昭王是個很懦弱的人,假如他不軟弱,王室就不會變衰。王室沒有威信,號令不行,說什麼話,諸侯都不聽了。諸侯各霸一方,好像軍閥割據一樣, 自己在自己的地盤上生根,不聽王室的號令,各自為政,有的專制的、有的獨裁的,都想征服天下。

因為這個,所以昭王想要向諸侯建立他的威信,於是就到南邊出巡;南巡漢水,也就是去察一察各國 的優點是什麼,缺點是什麼,想要藉此擴張王室的威信。可是楚國人(荊人)當時已經非常不忠於王室了,也很跋扈的,知道他要到漢水這兒來巡視,就準備了一艘 大船;這艘船做得並不堅固,是故意用膠水黏在一起的,就叫他坐這艘大船渡漢水。

船行到中流的時候,水把膠沖得溶化了,膠水失去黏力,船就分開了,船不為船,變成一些散木在漢 水裏頭;楚人就預備這麼一個陷阱給昭王上。本來皇帝出巡,所乘的交通工具應該自己預備,不應該坐其他人的,昭王大概頭腦也不清楚,所以就粗心大意,上了賊 船。上了賊船,被人打劫一點還不要緊,這回把性命都丟了。於是昭王就到龍宮去見龍王爺,龍王爺說:「那你就不要回去了!」於是他就回不來,也做不了皇帝 了,就這樣溺於水中。雖然他淹死在水裏,可是他做皇帝的時間也不少,有五十一年那麼久。

《周書異記》記載著,在昭王二十四年時,有一天颳起一陣暴風,就像打颶風,把宮殿和人的房子 都震動了;晚上又有五色的祥光,貫於太微(太微就是北斗星,或叫北極星,也就是紫微星),這種光遍於十方(十方是上、下,加上東、西、南、北四方,再加上 東南、西南、東北、西北等四隅,合起來叫十方),最後這五色的光氣,都變成了青紅兩種的顏色。

這時候昭王就召集太史官(太史官就是欽天監,欽天監是管天文學和天文臺的;這種官必須明白天 文、地理、人倫),他問太史官:「這個事情主何吉凶?是好、或是不好?」當時的太史官蘇由對他說:「這種境界主於西方有大聖人降生。」釋迦牟尼佛在周昭王 二十四年降生,這時候是公元前一二八年四月初八,所以釋迦牟尼佛的生日就是四月初八。

昭王又問:「這對於天下有什麼影響呢?」蘇由對他說:「在這個時候還沒有什麼影響,可是等到一 千年後,這個大聖人的聲教將被及此土。」也就是說一千年後,這位大聖人教化的音聲會傳到中國來。當時昭王就叫石匠把這件事情刻到石頭上,記錄當時的情形。 果然到漢明帝的時候,佛法由印度傳到中國,計算起來,這個時間果然是千餘年;所以佛教是應該傳到中國的,這件事蘇由早就有預言了。佛教傳到中國之後,中國 佛法大興。

◎宣化上人講述於一九八七年九月三日



Puteri Wencheng, sang pembawa Ajaran Buddha ke Negeri Atap Dunia!


 
 
Puteri Wencheng, sang pembawa Ajaran Buddha ke Negeri Atap Dunia!

Tanpa kehadiran Puteri Wencheng maka Tibet tidak memiliki aksara, juga takkan ada vihara-vihara Buddha dan sejarah perkembangan Buddha Dharma di sana, juga takkan ada irama etnis Tibet yang menarik. Sang Puteri menyebarluaskan Ajaran Buddha di Tibet, sehingga Agama Buddha menyatu dengan kehidupan rakyat Negeri Atap Dunia tersebut. Di hati rakyat Tibet, Puteri Wencheng adalah jelmaan Bodhisattva Avalokitesvara yakni Bodhisattva Tara.

Puteri Wencheng berasal dari keluarga kekaisaran, yakni putri dari Raja Jiangxia yang bernama Li Dao-zong, sejak kecil diadopsi oleh Kaisar Tang Taizong dan Permaisuri Zhangsun, baik bakat maupun rupanya patut menuai pujian, maka itu disayangi, terutama oleh karena mendapat pengaruh dari Permaisuri Zhangsun sehingga meyakini dan mempelajari Ajaran Buddha.

Pada saat itu Dinasti Tang sedang menikmati puncak kejayaannya, baik dari sektor ekonomi maupun budaya, merupakan negara yang berpengaruh di dunia. Negara-negara kecil di sekitarnya, demi memperoleh perlindungan kekuatan militer Kekaisaran Tang, sehingga menjalin kerjasama yang erat, para pimpinan negara berusaha menjalin hubungan kekeluargaan, mengajukan lamaran pernikahan dengan keluarga Kekaisaran Tang. Salah satunya adalah Raja Dinasti Tubo dari Tibet.  

Sebelum masuknya Ajaran Buddha ke Tibet, masyarakat masih menganut kepercayaan primitif. Awal abad ke-7 Masehi, Raja Songtsen Gampo (604-650) berhasil menyatukan seluruh wilayah Tibet dan mendirikan Dinasti Tubo.

Songtsen Gampo mengajukan lamaran pernikahan dengan Puteri dari Dinasti Tang, tetapi Tibet bukanlah satu-satunya, lamaran juga datang dari India, Arab, Persia dan negara lainnya yang ingin menjalin hubungan keluarga dengan Kekaisaran Tang. Para duta dari negara-negara tersebut berdatangan ke Chang’an (ibukota Kekaisaran Tang) untuk mengajukan lamaran meminang sang Puteri Keluarga Li tersebut. Setelah melalui berbagai ujian seleksi, akhirnya Kaisar Tang Tai-zong menyetujui menikahkan Puteri Wencheng yang jelita dan berbakat kepada Songtsen Gampo, Raja Dinasti Tubo dari Tibet.

Setelah mengetahui bahwa dirinya akan dinikahkan ke Negeri Atap Dunia, Puteri Wencheng mengajukan tiga syarat yakni yang pertama, membawa satu rupang Buddha Sakyamuni untuk dipuja di Tibet; yang kedua, membawa budaya dan menyebarluaskan Ajaran Buddha; yang ketiga adalah menciptakan aksara Tibet.

Kaisar Tang Tai-zong mempersiapkan perhiasan nikah besar-besaran buat putri kesayangannya, selain emas permata, kain sutera yang berkualitas tinggi, telur ulat sutera, kertas dan perlengkapan tulis, literatur sejarah, sutra Ajaran Buddha, poster para Bhiksu senior, obat-obatan, dayang-dayang istana, serta ratusan cendekiawan berbakat untuk mengikutinya ke Tibet, yang paling mengesankan adalah sebuah rupang Buddha Sakyamuni yang terbuat dari campuran emas dan suasa.  

Tahun ke-15 bertahtanya Kaisar Tang Taizong, dia mengutus Raja Jiangxia, Li Dao-zong, untuk mengantar Puteri Wencheng ke Tibet. Setelah melewati perjalanan berliku-liku selama sebulan lebih, rombongan Puteri sampai di Heyuan. Di dekat Danau Zhaling bersua dengan Raja Tibet Songtsen Gampo, yang menyelenggarakan upacara penyambutan besar-besaran.

Di Provinsi Qinghai, di Bukit Bai-nan-ba terdapat sebuah vihara yang disebut Red Monastery, di vihara ini terdapat patung Puteri Wencheng, konon ketika Puteri Wencheng menempuh perjalanan ke Tibet, pernah singgah di sini.

Setelah Puteri Wencheng tiba di Negeri Atap Dunia, Songtsen Gampo mendirikan paviliun dan istana khusus untuk Puteri yakni sekarang merupakan dua vihara yang terletak di Gunung Potala, Lhasa, Vihara Jokhang dan Vihara Ramoche. Di dalam vihara dipuja rupang Buddha Sakyamuni, ini juga merupakan permulaan dari pembangunan vihara Buddha di Tibet.

Puteri Wencheng meyakini Ajaran Buddha, setelah masuk ke Tibet masih begitu tulus melakukan namaskara pada rupang Buddha, membaca dan mempelajari gulungan sutra. Songtsen Gampo terpengaruh oleh ketulusan Puteri, sehingga ikut menyakini Buddha Dharma, mengerahkan segenap kemampuan untuk menggalakkan Ajaran Buddha, sejak itu Agama Buddha berjaya di Negeri Atap Dunia.

Vihara pertama yang berdiri di Tibet adalah Vihara Jokhang, yang dibangun khusus buat Puteri Wencheng, rupang Buddha Sakyamuni yang dibuat dari campuran emas dan suasa, dipuja di dalam vihara ini.

Awalnya Tibet tidak mempunyai aksara, cara mereka menyampaikan informasi adalah dengan mengukir gambar sederhana di kayu. Atas saran dari Puteri Wencheng, Songtsen Gampo mengutus 16 putra bangsawan menuju ke Kashmir mempelajari sutra Bahasa Sansekerta dan Fonologi Tiongkok. Setelah menuntut ilmu selama 7 tahun, mereka pulang ke Tibet, menuruti aksara Sansekerta menciptakan Bahasa Tibet. Kemudian mereka juga mengundang Bhiksu Da Tian-shou dan beberapa guru dari Etnis Tibet, untuk memulai pekerjaan penerjemahan sutra. Dengan munculnya aksara Tibet, maka ekonomi rakyat mulai membaik, merupakan awal dari perkembangan ilmu dan tehnologi serta budaya. 

Selain itu atas pengaruh dari Puteri Wencheng, Songtsen Gampo menyusun perundang-undangan berdasarkan Ajaran Buddha, memberikan hadiah bagi pelaku kebajikan dan menjatuhkan hukuman bagi pelaku kejahatan. Mendidik rakyat agar berbuat kebajikan, meyakini Ajaran Buddha, bahkan mengingatkan penduduk bahwa pikiran dan tindakan jahat pasti ada balasannya. Sejak itu Ajaran Buddha berkembang pesat di Negeri Atap Dunia.

Bukan saja membawa misi penyebaran Agama Buddha, Puteri Wencheng juga membawa budaya Dinasti Tang kepada rakyat Tibet. Para cendekiawan pengikut rombongan Puteri Wencheng yang masuk ke Tibet, mengajari penduduk menggunakan alat pertanian modern yang dibawa dari Kekaisaran Tang, menerapkan sistem bercocok tanam orang Tiongkok, membawa perubahan besar pada sektor pertanian Negeri Atap Dunia tersebut.

Puteri Wencheng juga mengajarkan penduduk Tibet tentang Ilmu Astronomi, Sejarah dan Matematika, sistem penanggalan juga mengadopsi penanggalan lunar orang Tionghoa. Perubahan sistem penanggalan ini membawa kemajuan dan faedah bagi hasil pertanian.

Seiring dengan masuknya Puteri Wencheng ke Tibet, budaya Konfusius Tiongkok dan budaya Agama Buddha India, berturut-turut memasuki Tibet, kemudian menuruti literatur Bahasa Sanskrit dan Bahasa Mandarin, lalu menerjemahkan Ilmu Astronomi, Ilmu Pengobatan dan lain sebagainya ke dalam Bahasa Tibet. Sebagian besar berasal dari Tiongkok, sisanya dari India.

Hubungan antara Kekaisaran Tang dan Tibet berkembang pesat baik dalam sektor ekonomi maupun budaya, hingga hubungan politik yang erat. Di Tibet sendiri, dibangun penginapan yang khusus diperuntukkan bagi duta yang datang dari Kekaisaran Tang.

Master Yijing menulis di buku karyanya berjudul “Biografi Para Bhiksu Senior Dinasti Tang yang Menempuh Perjalanan Dharma ke Wilayah Barat”, tercantum bahwa dari jumlah 23 anggota Sangha yang menempuh perjalanan ke India lewat jalur darat, guna mengambil buku sutra, ada 8 orang yang mengambil jalur melewati Tibet, boleh dikatakan mereka memperoleh anugerah dari Puteri Wencheng.  

Puteri Wencheng meninggal dunia pada tahun 680 Masehi, menjalani kehidupan di Tibet selama 40 tahun.

Kini di dalam Vihara Jokhang di Gunung Potala, Lhasa, masih dilestarikan patung Songtsen Gampo dan Puteri Wencheng, yang juga merupakan warisan budaya yang paling berharga bagi rakyat Tibet untuk mengenang sang Puteri, terhadap jasanya bagi kemajuan bidang politik, ekonomi, budaya dan Ajaran Buddha, Puteri Wencheng pantas mendapat julukan sebagai insan terkemuka baik jaman kuno maupun modern.




沒有文成公主,西藏就沒有文字,沒有佛教殿宇,也沒有曆法,更沒有豐富的藏族音樂。她將佛法遍布西藏,使藏人生活即是佛教,佛教即是生活。藏人心中,文成公主就是觀世音菩薩化身的「綠度母菩薩」。

文成公主原為皇族江夏王李道宗之女,自幼被唐太宗和長孫皇后收養,封為文成公主,才貌雙全,深得鍾愛,尤其受長孫皇后影響,篤信佛教,精研佛學。

當時的唐朝處於盛唐時期,經濟文化居世界之冠。鄰近外邦為了得到唐朝強大軍事保護,而與唐朝保持密切關係,許多部族首領向唐提出聯姻,吐蕃(西藏)即是其中之一。

佛教傳入吐蕃以前,當地遊牧部落大多信奉一種極原始的巫術宗教--奔頗教。七世紀初,吐蕃王松贊干布統一西藏,建立吐蕃王國。

松贊干布向唐朝要求通婚,但當時遠不止吐蕃,還有天竺、大食(阿拉伯)、波斯、尼泊爾等數國使團,紛至長安請求通婚,所以經過一番艱辛的試驗,唐太宗最終應允以美麗多才的文成公主嫁給藏王。

文成公主得知自己將遠嫁吐蕃,便提出三個條件:一、精鑄一尊釋迦牟尼佛像入藏供奉;二、倡導文化,廣傳佛教;三、為吐蕃創造文字。

唐太宗為文成公主備辦的嫁妝可謂豐厚之極,除各種金玉珠寶、綾羅綢緞、谷種蠶種、紙墨文具、經史典籍、佛經、高僧經像、醫藥、曆法外,還派遣侍女數十人、文士技工數百人隨行,其中最引人注目的,是一尊金銅釋迦牟尼佛像。

貞觀十五年,唐太宗派江夏王李道宗持節護送公主入藏。經一個多月長途跋涉,公主一行人來到河源,在附近的札陵湖會見藏王松贊干布,松贊在札陵湖舉行隆重的迎親儀式。

在今青海省百南巴山現存一座規模不大,以文成公主石刻像為主的紅色寺院。據傳說公主入藏時,曾在此地停留一段時期,《吐蕃王朝世系明鑑》也記載:「公主與諸臣抵丹馬岩,即將慈氏七肘之像,與《普賢行願品》刻於石上。」

公主入藏後,松贊干布即為公主修建樓宇宮殿,即今西藏拉薩普特拉山的「拉朋迦」與「耶摩切」兩大精舍,殿內安奉釋迦牟尼佛像,這也是西藏佛教殿宇建築之始。

文成公主篤信佛教,入藏後虔心禮佛,詳閱所攜經卷。松贊干布受公主感化,漸信佛法,力倡佛教,從此西藏佛教大盛。

西藏第一佛教寺院-規模宏偉的拉薩「小昭寺」就是為公主而修建,公主帶來的金銅釋迦牟尼佛像供奉寺中。

西藏原本沒有文字,仍以結繩記事或在木頭上刻劃簡單符號。
松贊干布在文成公主勸告下,派遣貴族子弟十六人赴印度西北克什米爾,學習梵文經典及音韻學。留學七年後回國,依照梵文字母創造藏文。

又請漢族的大天壽和尚,及數位藏族論師翻譯《寶雲經》、《觀音六字明咒》、《集寶頂經》、《寶篋經》等,為西藏譯經之始。藏文的創造,促進西藏社會經濟、科技文化的發展。

此外,松贊干布受公主影響,根據佛教教義制定法律,賞善罰惡。教導民眾應行善德,信奉佛教,並告誡人民,宜念所行必有報應,佛教教義自此廣為流布。

文成公主也為藏民帶來大唐科技文化。在入藏漢人幫助下,藏民逐漸學會使用唐朝傳來的新農具,採用漢人的耕種法,大大改進穀物加工技術。

文成公主還教藏人天文歷算,此後藏曆延襲漢族農曆,依十二屬相及六十甲子來計算時日,曆法的改進也有利於農業生產。

隨文成公主的入藏,中國儒家文化與印度佛教文化相繼輸入西藏,又從梵籍及漢籍中,翻譯天文、占星及醫學等類書籍,所以西藏的文化大半源自中國,其他則采自印度。

唐朝時期,西藏的經濟文化飛躍攀升,更促進政治上的聯合。
吐蕃內「百里一驛」,建立完備的驛站制度,對入藏唐使尤其接待殷勤。義凈大師《大唐西域求法高僧傳》里所記,采陸路轉往天竺的二十三名取經僧中,有八名取道西藏,可說是拜文成公主之賜。

永隆元年(西元六八○),文成公主舍報,在西藏生活達四十年。藏族人民以兩個節日紀念:一是藏曆四月十五日「沙喝達瓦節」,即公主到達拉薩的日子;一是藏曆十月十五日,相傳是公主誕辰日。

現今拉薩布達拉宮和大昭寺內,依然保存著唐代松贊干布和文成公主的塑像,亦是藏人紀念公主最珍貴的文化遺產,對於西藏政治、經濟、文化、佛教的推行,文成公主不愧為古今第一人。