Delapan Belenggu dan Tiga Ikatan
Delapan Belenggu :
1. Tidak punya rasa
malu
2. Tidak punya rasa
takut
3. Iri hati
4. Kikir
5. Melakukan
kejahatan
6. Tidur
7. Suasana hati labil
8. Mengantuk
Tiga Ikatan :
1. Lobha
2. Dosa
3. Moha
Delapan Belenggu dan Tiga Ikatan
Delapan Belenggu
Mari kita lihat kalimat selanjutnya, “Membebaskan diri dari belenggu
dan ikatan”, belenggu itu merupakan ikatan, serupa dengan tali yang melilit
dirimu erat-erat, anda tidak bisa bergerak lagi, inilah gambaran dari kalimat
tersebut.
“Menurut penjelasan dari Master Jing Xing”, Master Jing Xing
merupakan seorang Bhiksu Jepang, ada delapan jenis belenggu seperti yang
tercantum di dalam sutra, yakni :
1. Tidak punya rasa malu
Kita sering mengatakannya sebagai
tidak punya hati nurani. Manusia yang memiliki hati nurani, ketika melakukan
kejahatan akan dihantui perasaan bersalah, di dalam hatinya akan merasa sangat
bersedih. Sedangkan orang yang tidak punya hati nurani, meskipun melakukan
beragam kejahatan, namun dia tetap merasa dirinya tidak bersalah, hati
nuraninya sudah raib.
2. Tidak punya rasa takut
Ketika kejahatan kita diketahui orang lain, maka kita akan dikritik,
kita merasa sangat takut. Kita takut dikucilkan dalam masyarakat, sehingga
tidak berani melakukan kejahatan.
Apabila setelah berbuat jahat, tidak takut dihujat orang lain, inilah
yang disebut dengan “Tidak punya rasa takut”. Lihatlah pelaku kejahatan, tidak
punya hati nurani, tidak takut dihantui perasaan bersalah, juga tidak takut
dihujat orang lain, kejahatan apapun berani dilakukannya.
Apabila seseorang memiliki perasaan malu dan takut, maka dia takkan
berani melakukan kejahatan. Andaikata dia memahami Hukum Sebab Akibat, ketika
timbul niat jahat di benakku, Dewa di Langit dan Malaikat di Bumi pasti bisa
mengetahuinya, maka orang ini bahkan niat jahat pun takkan berani
dipikirkannya.
3. Iri hati
Apakah kita memiliki hati yang mendengki? Ketika melihat orang lain
lebih baik daripada diri kita, bagaimana perasaan kita? Jika hati kita merasa
tidak nyaman, saya ingin lebih hebat daripada dia, atau sengaja merusak
reputasi baiknya, menggagalkan perbuatan baiknya, semua ini dikarenakan
mendengki.
Melihat orang lain berbuat baik, berusaha merintanginya, atau merasa
tidak nyaman di dalam hati, walaupun tidak berniat merusaknya, namun tetap saja
tidak nyaman di hati.
Bodhisattva takkan berlaku demikian, ketika melihat orang lain
berbuat baik, Bodhisattva justru ikut bersukacita. Dia sedang melakukan
kebajikan, saya harus mengerahkan segenap upaya untuk membantunya, supaya
kebajikannya bisa terwujud lebih sempurna, inilah Bodhisattva.
Merintangi orang lain berbuat baik, ini adalah menciptakan karma
buruk, kelak jatuh ke tiga alam rendah.
Apabila anda ikut bersukacita atas jasa kebajikan yang dilakukan
orang lain, maka jasa kebajikan yang anda peroleh adalah setara dengan dirinya;
kalau tidak sanggup ikut bersukacita, minimal juga lontarkanlah pujian,
mempromosikan kebajikannya, jasa kebajikan ini juga adalah sama.
Bila tidak punya kemampuan untuk membantu mewujudkan kebajikannya,
maka saya dapat memakai ucapan atau tulisan untuk menyebarluaskan kebajikannya,
ini juga termasuk ikut bersukacita.
Lihatlah berkah dan petaka hanya terletak pada sebersit niat
pikiranmu, cuma orang sesat yang mendengki dan menghalangi orang lain, insan
cerdas takkan melakukan hal dungu sedemikian rupa.
Ketika melihat orang lain melakukan kebajikan, ini merupakan peluang
bagi kita untuk menimbun jasa kebajikan berkesinambungan, dia yang
mempeloporinya, kita membantunya dari belakang, keberhasilan yang diraih adalah
setara, tidak ada yang lebih juga tidak ada yang kurang.
Sepuluh raja tekad agung Bodhisattva Samantabhadra, salah satunya
berbunyi “Ikut bersukacita pada jasa kebajikan yang dilakukan orang lain”, kita
harus dapat mengamalkannya.
4. Kikir
Kikir dan tamak selalu dirangkaikan, apa yang dimaksud dengan kikir?
Diri sendiri hidup berkecukupan tetapi tidak sudi memberi uluran tangan kepada
orang yang kurang mampu, hatinya begitu sempit, hanya mengutamakan keuntungan
diri sendiri, tidak tahu memberi manfaat bagi orang lain.
Lantas apakah dengan demikian dia dapat mempertahankan jumlah
kekayaannya supaya tidak berkurang? Mustahil, bukan saja tidak dapat
mempertahankan jumlah kekayaan yang dimiliki, bahkan jumlah hartanya akan
mengalami penyusutan.
Dari mana kekayaan berasal? Dari hati yang lapang. Pepatah Tiongkok
kuno mengatakan, Hati lapang berkah pun besar. Jadi hati sempit berkah pun
kecil. Hati lapang, sanggup memberi dengan ikhlas, melihat orang yang
kesusahan, mengerahkan segenap upaya guna membantunya, ini merupakan pahala
besar.
Kalau membantu orang lain masih menyimpan satu jurus, ini juga
namanya kikir dan tamak, ini akan mengurangi berkah, bukan lagi menimbun
berkah. Hendaknya meneladani Bodhisattva yang mengerahkan segenap hati dan
tenaga untuk mewujudkannya, barulah pahalanya besar.
Buddha Sakyamuni menyampaikan pada kita, dari mana kekayaan berasal?
Dari Amisa Dana (dana materi). Dari mana datangnya kecerdasan dan
kebijaksanaan? Dari Dharma Dana. Dari mana datangnya kesehatan dan usia
panjang? Dari Abhaya Dana (menghilangkan ketakutan di hati para makhluk).
Melakukannya dengan serius, tanpa merisaukan ini dan mencemaskan itu,
semakin melakukannya semakin unggul hasilnya. Ada orang yang menyarankan bahwa
usiaku sudah begitu senja, sebaiknya tidak usah berceramah lagi.
Padahal dia tidak tahu bahwa memberi ceramah telah sempurna akan tiga
jenis dana. Mengerahkan segenap tenaga, waktu, konsentrasi, ini termasuk Amisa
Dana (dana materi). Melatih diri, memberi ceramah termasuk Dharma Dana.
Ketika ada praktisi yang setelah mendengar ceramah jadi mengerti,
menerima dan mengamalkan sesuai dengan ajaran, dia menjauhi penderitaan
memperoleh kebahagiaan, maka semakin berceramah, anda akan semakin bersemangat,
semakin berceramah, semakin panjang umurnya.
Selama anda mau mengikhlaskan maka usia pun jadi panjang; sebaliknya
kalau tidak bersedia mengikhlaskan maka usia pun jadi pendek. Setelah memahami
hal ini dengan jelas, belajar dan memberi ceramah merupakan hal yang
membahagiakan, sehat dan berusia panjang, selamanya takkan menua dan melemah.
Kalau sempat menua dan melemah, maka takkan sanggup lagi memberi ceramah.
Jadi kalau anda bermaksud menyimpan ilmu, tidak sudi mengeluarkan
semuanya, masih ada satu jurus yang disimpan, saya sudah begitu tua, jadi
berceramah tidak boleh lama-lama lagi, harus dipersingkat waktunya, supaya bisa
istirahat lebih banyak dan lebih lama, alhasil semakin anda beristirahat maka
semakin cepat menua, begitu anda gemar beristirahat, maka penyakit pun datang
menemani.
Kapan boleh berhenti berceramah, kalau sudah tidak ceramah lagi maka
sudah tiba waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, jadi selama masih sanggup
memberi ceramah, maka takkan mengalami penuaan, tetapi kalau sudah berhenti
berceramah berarti sudah saatnya menuju ke Alam Sukhavati. Para Buddha dan
Bodhisattva menjelma ke dunia ini, memberikan pada kita teladan yang baik.
5. Melakukan kejahatan
Ini cakupannya sangat luas, termasuk segala tindakan yang tidak baik.
Kehidupan anda, pekerjaan, berinteraksi dengan orang lain, bertentangan dengan
isi “Di Zi Gui”, “Risalah Balasan dan Ganjaran Setimpal”, “Sepuluh Kebajikan”,
inilah yang disebut sebagai melakukan kejahatan.
6. Tidur
Tidur merupakan kebutuhan manusia yang tak terelakkan, tetapi tidak
boleh rakus, umumnya 6 jam sudah cukup, setelah bangun harus membersihkan diri,
setelah itu baca sutra, melafal Amituofo, bernamaskara.
Terutama bagi insan usia paruh baya, melakukan namaskara adalah
sangat penting, bernamaskara adalah olahraga, melakukan olahraga ini takkan
menghabiskan waktu, terjalin dengan pelafalan Amituofo.
Berjalan sambil melafal Amituofo merupakan olahraga yang bagus, cocok
buat orang yang berusia lanjut. Berjalan sambil melafal Amituofo, “Mengingat
dan melafal Amituofo, baik sekarang maupun kelak pasti bersua dengan Buddha
Amitabha”.
Tidur tidak boleh terlampau banyak, sehingga memboroskan waktu yang
berharga, harus membangkitkan semangat.
7. Suasana hati labil
Suasana hati yang labil dan mudah tersinggung, sehingga tidak sanggup
menenangkan diri, bentuk-bentuk pikiran yang terlampau banyak. Ingin bermeditasi,
baru saja duduk bersila, bentuk-bentuk pikiran sudah pada bermunculan, inilah
maksudnya suasana hati yang labil, merupakan rintangan yang terbesar bagi
seorang praktisi.
Pikiran yang melayang-layang, sehingga sulit berkonsentrasi, belajar
apapun terasa sulit.
8. Mengantuk
Mengantuk, tidak bersemangat. Anda menyuruhnya melafal Amituofo, baru
saja melafal beberapa menit saja, dia sudah tertidur. Di dalam kegiatan Fo Qi
(kegiatan melafal Amituofo selama tujuh hari), ketika semua peserta melafal
Amituofo bersama-sama, saat melafal Amituofo sambil berjalan mengelilingi ruang
kebaktian, ada peserta yang mengantuk, mulutnya bukan lagi melafal Amituofo,
tapi asyik menguap.
Delapan jenis kekotoran batin ini membelenggu dirimu, sehingga
ketrampilan melatih diri jadi tidak efektif, supaya anda tidak dapat mencapai
kemajuan batin, inilah Delapan Belenggu.
Tiga Ikatan
Apa yang dimaksud dengan “Tiga Ikatan”? Yakni Lobha (ketamakan), Dosa
(kebencian) dan Moha (kebodohan). Di dalam diri terdapat lobha, dosa, moha, di
luar diri terdapat delapan belenggu, orang begini mudah melakukan kejahatan,
sulit melakukan kebajikan. Orang yang melakukan kejahatan akibatnya jatuh ke
tiga alam rendah.
Maka itu praktisi pelafal Amituofo
hendaknya membangkitkan keyakinan benar dan tekad menyeluruh, senantiasa
merenungkan apakah diri sendiri memiliki delapan belenggu dan tiga ikatan?
Apabila ada maka segeralah memperbaiki diri, terutama tiga racun (lobha, dosa,
moha) harus segera diurai.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 15 Agustus 2010
八纏三縛
八纏
:
(一) 無慚
(二) 無愧
(三) 嫉妒
(四) 慳
(五) 惡作
(六) 睡眠
(七) 掉舉
(八) 昏沉
三縛
: 貪瞋痴
我們再看下面這一段,「解諸纏縛」,纏是纏繞;縛是什麼?縛是捆綁,像繩索把你纏繞起來,把你綁得緊緊的,你就不能動了,這是形容詞。「依憬興師意」,憬興是日本的一位法師,他說纏縛就是佛在經上講的「八纏三縛」,有八樣東西纏繞著你。我們看看這八樣東西我們有沒有?八根繩子捆綁你,你動彈不得。念老在此地有個小註,他說「餘諸家多謂十纏四縛」,他取憬興法師所說的八纏三縛。十纏四縛,佛學字典可以查到。八纏第一個,「無慚」。慚我們有沒有?慚愧這兩個字是善心所,無慚無愧這就是煩惱。什麼叫慚?我們中國人常講這人有良心,做錯事情良心責備,心裡感到會很難過,這叫有慚。無慚的人怎麼樣?做種種壞事,他沒有覺得他做錯事,我們一般人講沒良心,這人良知沒有了,叫無慚。愧是什麼?愧是怕別人指責。我們做了惡事,別人批評我們,我們感覺到很恐怖。因為怕社會大眾對我們的批評,不敢做壞事,這叫愧心所,就是怕輿論指責。如果我們做壞事,不怕別人笑話,不在乎別人批評,這就「無愧」。你看做的惡事,沒有良心責備,也不怕別人的批評,他什麼壞事都敢做。把這兩樁放在第一、第二,有慚有愧不敢做壞事。如果要懂得因果,我動了惡念,天地鬼神會批評我,他連不善的念頭都不敢動。你看看這兩個心所產生多大力量。
第三,「嫉妒」。我們要冷靜想一想,我們有沒有嫉妒心?看到別人好,我們有什麼感觸?要是感觸他超過我,我心裡不高興,我也想超過他;或者做得更過分一點,把他那些長處抹黑,把他的好事破壞,這都是出於嫉妒。障礙別人的好事,我們有沒有這個念頭?縱然我們煩惱輕一點,心裡不舒服,沒有做出破壞人的事情,還是有嫉妒心。菩薩沒有,菩薩看到別人好處心裡生歡喜。修什麼?修隨喜功德,他做好事,我盡心盡力幫助他一把,讓他好事做得更好,這是菩薩。絕對不會障礙別人的,障礙別人這是惡業,都是墮三途的。你隨喜功德,他有多大功德,隨喜人所得的功德跟他一樣大;沒有能力隨喜,歡喜讚歎,到處給他宣揚也是隨喜,功德也一樣。沒有力量幫助你的時候,我就用言語、用文字來宣揚你的功德,這都屬於隨喜。你看看,是福還是禍都在你一念之間,只有迷惑的人才嫉妒障礙,聰明有智慧的人不幹這個傻事。遇到人家做好事,這是我們自己機會來了,我們自己積功累德的機會來了,他牽頭,他帶頭,我們跟著後頭幫助他,成就是一樣的,不增不減。普賢菩薩十大願王當中有一願「隨喜功德」,第五願,緊緊接著「懺除業障」,下面就隨喜功德,這個要學會。
第四「慳」。慳跟貪常常連起來的,貪是貪求,慳是什麼?自己有,捨不得幫助別人,心量很小,只求自利,不知道利他。這樣能不能保住自己的富貴?給諸位說,不能,決定保不住,而且讓自己的富貴大幅度的損耗。富貴從哪裡來?富貴是從大心量來的。中國古諺語說得好,量大福大。量小福不大,不可能有大福報;量大,肯施捨,看到別人有困難,自己全心全力的幫助,這是大福報。幫助別人自己還留一手,這就是慳貪,這折福,這不是修福。一定要像菩薩一樣全心全力去做,福報就大了。佛告訴我們,財富從哪裡來的?從財布施來的;聰明智慧從哪裡來的?從法布施來的;健康長壽從哪裡來的?從無畏布施來的。真幹,拼命去幹,愈幹愈殊勝。有人說我這麼大年歲還在講經,這幹,講經,三種布施具足,身體、精神、體力這是內財布施,得財富;修行、教學,法布施,長聰明智慧;聽經的人聽明白、聽清楚了,依教奉行,他離苦得樂,這就是我的無畏布施,果報是健康長壽。不講經,不講經壽命就完了,你不起作用了,愈講愈有精神、愈講壽愈長,就這麼個道理。你肯捨,壽命就長;不肯捨,壽命就短,就這麼回事情。搞清楚、搞明白了,修學、講經比什麼都快樂,健康長壽,永遠不會衰老,都在其中,真正衰老就講不動了。你要想吝嗇一點,我年歲大了少講一點吧,多讓身體休息休息吧,愈休息就愈老,愈休息病就來了,就這麼個道理。哪一天不講,不講就往生了,到極樂世界去了,也不可能在這一天受老苦,老很苦,不受這個罪,不講,不講就到極樂世界去了。諸佛菩薩應化在這個世間,給我們做的榜樣。
第五「惡作」,這裡頭範圍包括非常廣泛,包括所有一切不善的行為,就在這條裡頭。你的生活、工作、待人接物,違背《弟子規》所說的,違背《感應篇》、《十善業》裡面所說的,那就叫惡作,與性德相違背。第六個是「睡眠」,睡眠不能沒有,不能貪睡。一般睡眠,睡得很好,大概六個小時就夠了,醒過來的時候就得要工作。學佛的人工作,醒過來換洗乾淨了,誦經、念佛、拜佛,或者是讀經。中年以上拜佛很重要,拜佛是運動,做這個運動不浪費時間,跟念佛相應。經行也是好運動,適合於年歲大的人。經行、念佛,「憶佛念佛,現前當來必定見佛」。睡眠不能太多,太多把自己寶貴的時間都浪費了,一定要把精神提起來。第七「掉舉」,掉舉就是我們現在所說的心浮氣躁,心定不下來,妄念太多。特別是想靜下來,我靜坐幾分鐘,這一靜坐,妄想太多太多了,這個狀況叫掉舉,對於修學是很大的妨礙。心不在焉,學什麼東西都困難。第八跟掉舉是相反的,掉舉是心浮氣躁,「昏沉」是打瞌睡,精神提不起來。你叫他念佛,念上幾分鐘他睡著了。我們在佛七裡面常常看到,打佛七大家在一塊念佛,昏沉的人有時候繞佛,繞佛跟著走他打瞌睡、他打呼,他不是在念佛,他在打呼。這八種是煩惱,纏繞著你,讓你功夫不得力,讓你修學不能成就,這是八纏。三縛是什麼?就是三毒煩惱,貪瞋痴。裡面有貪瞋痴,外面有這八個現象,這樣的人作惡很容易,行善非常困難。那我們就曉得,八纏三縛他將來到哪裡去?肯定是三途,來生人天無分,就別想到極樂世界去了。所以我們念佛的同學,有真信切願,要常常想到這八種現象有沒有?如果有,要痛改前非,要認真的努力精進,特別我們說的三毒、五毒,要把它化解。
文摘恭錄
— 淨土大經解演義 (第一一六集) 2010/8/15