Kamis, 16 Mei 2019

Tiga Kategori Penderitaan


Mengenal istilah Dharma:
“Tiga Kategori Penderitaan”

Tiga Kategori Penderitaan :
1. Penderitaan umum
2. Penderitaan karena perubahan
3. Penderitaan karena ketidakkekalan

Penjelasan :
1. Penderitaan umum
Di dalam sutra sering disebutkan tentang “Delapan Jenis Penderitaan”. Delapan jenis penderitaan termasuk dalam kategori penderitaan umum, jadi cakupan dari tiga kategori penderitaan lebih luas dari delapan jenis penderitaan.

Adanya penderitaan lahir, tua, sakit dan mati, anda takkan berdaya menghindarinya, baik pria, wanita, tua dan muda, yang kaya maupun yang miskin, setiap orang juga harus menjalaninya, hanya saja bentuk penderitaannya tidak sama, ada yang lebih berat dan ada yang lebih ringan, lebih cepat atau lebih lambat.

2. Penderitaan karena perubahan
Triloka terdiri dari Kamaloka (alam nafsu), Rupaloka (alam berbentuk) dan Arupaloka (alam tanpa bentuk). “Penderitaan karena perubahan” ini menunjuk pada Rupaloka. Penghuni Rupaloka oleh karena memiliki keterampilan samadhi yang mendalam, makanya tidak mengalami “Penderitaan umum”, tetapi dia memiliki “Penderitaan karena perubahan”.

Para Dewa di Rupaloka memang tidak memiliki tujuh perasaan emosional (suka, marah, sedih, senang, sayang, benci, nafsu keinginan) dan lima nafsu keinginan (harta, rupa, ketenaran, makanan, tidur) serupa manusia; tetapi dia masih mempunyai tubuh jasmani, istana kediaman, saat ajal menjelang, dia merasa begitu menderita.

Tujuh hari menjelang kematiannya, barulah dia merasakan penderitaan, tiba hari ketujuh, dia meninggal dunia. Jika tidak memiliki keterampilan melatih diri yang mengantarnya naik ke tingkatan alam yang lebih tinggi, maka dia akan jatuh ke tingkatan alam yang lebih rendah, inilah yang dimaksud dengan “Penderitaan karena perubahan”, tubuh jasmaninya mengalami kerusakan, lingkungan hunian juga telah rusak. Makanya kegembiraannya adalah “terlampau gembira akhirnya berubah jadi duka”.

3. Penderitaan karena ketidakkekalan
Segala benda di dunia ini mengalami empat proses yakni muncul, berlangsung, berubah dan musnah. Kita tidak mampu menghentikan empat proses ini. Penderitaan ini dialami oleh penghuni di Arupaloka. Para Dewa di Arupaloka tidak memiliki tubuh jasmani lagi, makanya tidak butuh istana kediaman, juga tidak ada fenomena benda.

Laozi sangat mengagumi hal ini, beliau berkata, “Daku memiliki kekhawatiran besar karena daku memiliki tubuh jasmani”. Apa yang merupakan kerisauan terbesar bagi diriku? Yakni fisik ini.

Maka itu orang awam superior takkan menghendaki tubuh kasar ini, tanpa tubuh kasar ini, dia akan lebih bebas dan leluasa. Tanpa raga ini, maka tidak butuh makanan dan minuman, tidak perlu mencari tempat hunian lagi, betapa bebasnya.

Para penghuni Arupaloka tidak memiliki tubuh kasar lagi. Mereka mampu berdiam dalam Samadhi, menikmati kebahagiaan, tetapi begitu ajal menjelang, penderitaan pun menyongsong. Inilah yang disebut sebagai “Penderitaan karena ketidakkekalan”. Dia tidak sanggup mempertahankan samadhi buat selama-lamanya, dia dapat kehilangan samadhinya.

Maka itu Sang Buddha mengatakan bahwa seluruh alam di Triloka diliputi penderitaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 April 2013 

三苦

三苦 :
苦苦
壞苦
行苦

「三苦」,《三藏法數》裡頭說的,第一種是「苦苦,謂有漏五陰之身,性常逼迫,名苦。又與苦受相應,即苦上加苦」,所以叫苦苦。第一個苦是動詞,第二個苦是名詞。苦苦,佛細說,經上細說有八種,叫八苦。八苦屬於苦苦,所以三苦的內容比八苦大,八苦的範圍小,就在苦苦裡頭。有生老病死,這就是五陰之身,性常逼迫。生老病死,你沒有辦法擺脫,無論男女老少、富貴貧賤,每個人都得要受,只是在受苦有輕重緩急之不同。第二種「壞苦」,壞苦是指三界裡面的色界。色界天,因為他禪定功夫深,他沒有苦苦,他有壞苦。色界天人確實一生沒有我們世間人所遭遇的苦因、苦果,他都沒有,七情五欲他沒有;但是他有身體、他有居住的宮殿,壽命到的時候他感到苦了。七天,距離死亡七天他才感到苦受,到第七天他死了。如果沒有功夫上升,他就會往下墮落,叫壞苦,身壞了,居住的環境也壞了。所以他的樂,「樂極悲生」,叫壞苦。第三種叫行苦,「行苦者,即有漏之法,四相遷流,常不安隱故也。」四相,生住異滅,這四種現象它止不住。這是說什麼?說無色界。無色界,他身都不要了,所以他也不需要居住的宮殿,我們常說他完全是居住在靈界,沒有物質現象。好!老子很羨慕,《老子》裡頭有句話說「吾有大患,為吾有身」,我最大的憂患是什麼?有身體。所以高級的凡夫他不要身體,他不要身體多自在。不要身體,不需要飲食,不需要居住的環境,你說這個多自在,所以那屬於靈的世界。有,佛法講六道裡頭真有,最高的凡夫,無色界天。這種人都在定中,叫四空定,是好,是樂,但是壽命到了就不行。壽命沒到,好,真是快樂無比;壽命一到,苦來了。這就叫的什麼?行苦,他不能永久保持,他會失掉的。所以佛說三界統苦。

文摘恭錄—2012淨土大經科註 (第二七九集) 2013/4/28 香港佛陀教育協會 檔名:02-040-0279