Minggu, 05 Juli 2020

Raja Dewa Mahesvara




Raja Dewa Mahesvara Juga Adalah Raja Mara

Mari kita lihat kalimat berikutnya, “Mahesvara memiliki kebijaksanaan yang bebas tanpa rintangan. Ketika Raja Naga di lautan besar menurunkan hujan, Mahesvara mampu menghitung berapa tetes air hujan tersebut, hanya dalam waktu sebersit niat pikiran.”

Buddha Sakyamuni membabarkan di dalam sutra, di India banyak sekte yang menempatkan Mahesvara sebagai Dewa utama, yang menciptakan manusia, alam semesta juga diciptakan oleh Mahesvara.   

Dia menghuni Alam Dewa tertinggi di Rupaloka (Alam Akanistha), yang lebih tinggi daripada Alam Mahabrahma, Alam Mahabrahma terletak di puncak dari Alam Jhana pertama. Ada empat tingkatan Alam Jhana di Rupaloka.

Di atas empat tingkatan Alam Jhana terdapat Alam Akanistha (Pali : Akanittha), Raja Dewa Mahesvara juga adalah Raja Mara, Raja Mara Besar, dia mampu mengendalikan tiga ribu maha ribu dunia.   

Mengapa dia disebut sebagai Raja Mara? Dia tidak suka melihat orang lain meninggalkan wilayah kekuasaannya (enam alam tumimbal lahir), jika ada orang yang berhasil keluar dari Triloka, dia akan merasa populasinya jadi berkurang. Dia memiliki kerisauan ini.

Dia selalu berharap jangan sampai ada manusia yang berhasil keluar dari tiga ribu maha ribu dunia, yang merupakan wilayah kekuasaannya, berupaya merintangi para praktisi.

Ketika Pertapa Gautama (Buddha Sakyamuni) melatih diri di bawah Pohon Bodhi, Raja Mara datang merintangi, dia-lah Mahesvara. Tetapi upaya Raja Mara menemui kegagalan, apabila anda berhasil mencapai pencerahan, dia akan salut padamu, dia akan beralih menjadi pendukungmu, menjadi Dewa Pelindung Dharma. Jadi dia bukan tidak punya aturan, asalkan anda berhasil melewati rintangannya, dia akan salut padamu.

“Ketika Raja Naga di lautan besar menurunkan hujan”. Orang sekarang tidak percaya, orang zaman dulu percaya dan tahu bahwa Raja Naga mengurus hujan, maka itu ketika terjadi bencana kekeringan, mereka akan berdoa supaya Raja Naga menurunkan hujan dan sangat ampuh.

Manusia masa kini menghadapi bencana kekeringan, tidak percaya adanya Raja Naga, juga tidak tahu berdoa, tidak seperti orang zaman dulu, zaman dulu mukjizat tersebut nyata adanya.

Di dalam sejarah Tiongkok ada tercatat, ketika bencana kekeringan melanda, kaisar akan keluar memanjatkan doa, termasuk para pejabat daerah. Di dalam karya Master Lianchi tercantum, semasa hidupnya, suatu tahun di daerah sekitar tempat tinggalnya, dilanda bencana kekeringan yang sangat parah. 

Pejabat dan penduduk daerah tersebut mengetahui Master Lianchi merupakan Bhiksu senior yang bermoral tinggi, makanya memohon Master Lianchi memanjatkan doa mengundang hujan.

Master Lianchi tidak menyelenggarakan ritual apapun, cuma memimpin para penduduk berjalan mengelilingi lahan persawahan yang dilanda kekeringan, sambil melafal Amituofo. Setelah melafal Amituofo untuk satu kurun waktu, hujan turun dengan derasnya.

Maka itu kekuatan dari sepatah Amituofo adalah tak terbayangkan, tidak perlu formalitas apapun. Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, semua makhluk di alam semesta, para Dewa Naga delapan jenis makhluk suci, tidak ada yang tidak memperoleh budi kebajikan dari ajaran Buddha dan Bodhisattva. Maka itu wilayah dimana Buddha Dharma berada, hujan dan musim tiba pada waktunya.

Setiap bencana yang terjadi adalah disebabkan oleh kekuatan karma para makhluk, melafal Amituofo dapat mengeliminasi rintangan karma. Master Guan-ding memberitahukan pada kita, bencana separah apapun, dimana semua sutra dan sastra tidak ampuh lagi, yang paling terakhir adalah melafal Amituofo yang dapat efektif. 

Kita melihat Master Lianchi memperlihatkan contoh teladan kepada kita, kita mesti tercerahkan. Tak peduli bertemu dengan bencana apapun, asalkan ada beberapa praktisi yang melafal Amituofo di lokasi tersebut, hanya dengan sepatah Amituofo, mengerahkan segenap hati melafal Amituofo, bagaimana mungkin tidak efektif?


Berapa tetes air hujan yang turun, “Setetes air yang diteguk dan sepotong makanan yang dikunyah, semua ini telah ditetapkan sebelumnya”, berapa tetes air hujan yang turun, Mahesvara mengetahui dengan jelas, juga mengamatinya dengan sangat jelas, “Mampu menghitung berapa tetes air hujan tersebut”.  

Berapa lama waktu yang dibutuhkan Mahesvara untuk menghitung tetesan air hujan tersebut? Sebutir niat pikiran, dalam satu niat pikiran, dia sudah bisa mengetahuinya dengan jelas berapa tetes air hujan yang turun.

Kebijaksanaan manusia di dunia ini, kemajuan ilmu dan teknologi masih belum dapat mencapai tingkatan begini. Mahesvara mampu dalam waktu yang sedemikian singkatnya, hanya dalam sebersit niat pikiran, bisa mengetahuinya dengan jelas.

Darimana kebijaksanaannya ini berasal? Mahesvara memiliki kebijaksanaan yang bebas tanpa rintangan, kebijaksanaannya berasal dari samadhi.

Lihatlah di Rupaloka terdapat empat tingkatan Alam Jhana, yakni Alam Jhana pertama, Alam Jhana kedua, Alam Jhana ketiga dan Alam Jhana keempat.

Di atas Alam Jhana keempat ada kelompok alam yang disebut sebagai Alam Suddhavasa. Alam Suddhavasa terdiri dari lima alam (Aviha, Atappa, Sudassa, Sudassi, Akanittha).

Anagami melatih diri di Alam Suddhavasa, setelah berhasil maka dia telah berhasil melampaui enam alam tumimbal lahir, mencapai tingkatan kesucian tertinggi Arahat.

Kita harus berterima kasih pada para Dewa penghuni Alam Suddhavasa ini, apa alasannya? Ketika Buddha Sakyamuni baru mencapai KeBuddhaan, Dewa dari Alam Suddhavasa memohon pada Buddha Sakyamuni agar membabarkan Dharma, barulah Sang Buddha membabarkan Dharma selama 49 tahun, kita harus berterima kasih atas jasa Dewa Alam Suddhavasa.

Ketika Buddha Sakyamuni baru mencapai KeBuddhaan, andaikata waktu itu tidak ada yang mengundangNya membabarkan Dharma, maka Sang Buddha akan segera memasuki Parinirvana. 

Saat itu Dewa Alam Suddhavasa melihat hal ini, cepat-cepat turun ke Bumi, menjelma menjadi manusia biasa dan memohon Buddha Sakyamuni untuk memutar roda Dharma, memohon Sang Buddha untuk menetap di dunia.

Buddha Sakyamuni melihat ada manusia yang memohon pembabaran Dharma, makanya menetap di dunia dan membabarkan Dharma, inilah jasa kebajikan dari Dewa Alam Suddhavasa.  

Maka itu Buddha Dharma adalah ajaran yang disampaikan dari guru ke murid. Orang yang benar-benar ingin belajar harus tahu menghormati guru dan menjunjung ajaran. Menjunjung ajaran oleh karena anda menghormati guru, menghormati guru demi menjunjung ajaran.

Maka itu “Belajar itu harus atas kemauan sendiri”, tidak ada istilah guru yang datang ke rumahmu untuk mengajarimu, tidak ada aturan begini. Belajar itu harus atas kemauan sendiri, anda harus pergi menghadap guru dan memohon bimbingan.

Anda harus memiliki ketulusan hati, memiliki perasaan hormat, sehingga guru yang bijak setelah melihat dirimu, dia pasti akan mengajarimu. Mengapa demikian?

Insan yang memiliki ilmu pengetahuan berharap dapat memiliki penerus, insan yang memiliki pelatihan diri juga sama, berharap memiliki seorang pewaris, generasi demi generasi turun temurun.

Dipetik dari Ceramah Master Chin Kung
Judul : Avatamsaka Sutra
Serial ke-1860
Tanggal : 4 November 2007
Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation
Kode Artikel : 12-017-1860

Baca juga :
Triloka dan 31 Alam Kehidupan :



摩醯首羅天也是個魔王

我們再看底下一段第十六段也有兩首偈頌「自在數滴喻」這個能力可大了比喻「菩薩一念普知德」。【摩醯首羅智自在。大海龍王降雨時。悉能分別數其滴。於一念中皆辯了。】

我們先講這個比喻。摩醯首羅天王,這也是大自在天。佛在經上講,印度有不少的宗教把他們當作主神,就是講造人的,人是大自在天造的,宇宙是大自在天造的,造物主。他住在色界的天頂,比前面大梵天高,大梵天是初禪天頂,他是四禪。四禪天頂有摩醯首羅天,摩醯首羅天也是個魔王,大魔王,他統轄三千大千世界。

為什麼稱他作魔王?他很不喜歡人離開他的國度,人都離開了,他說我的人不都沒有了嗎?他有這個憂慮。總是希望人不要離開三千大千世界,是他的管轄區,障礙別人修道。釋迦牟尼佛示現成道,魔來試驗,來障礙他,就是摩醯首羅天。可是障礙不住,你真成道了,他也佩服你,他也來護持你,做護法神。所以他不是不講理,你真有成就,他佩服你,你沒有成就,他限制你。

說他的智慧,舉個例子來講,『大海龍王降雨時』。這些現在人不相信,從前人相信,都知道,雨,龍王管雨水,所以旱災的時候要向龍王祈禱,真的會降雨,很靈驗。現在旱災,大家不相信有龍,也不祈禱,不像從前,從前真的牠有感應。在中國歷史上有記載,大旱的時候,帝王都出來祈禱,民間地方官更不必說。在蓮池大師著述裡面有記載,他老人家在世的時候,有一年地方上旱災,非常嚴重。

就有許多信眾跟地方的官員,知道蓮池大師是個有道德的高僧,請他來為我們大眾求雨。蓮池大師沒有儀式,帶著引磬、帶著小木魚,叫這些信眾跟著他走,走到田地裡面,念佛。他就用一句佛號,大家一起就像繞佛一樣,在災區田地裡面念佛,念了之後真有效,他念過之後雨就降下來了。所以這一句佛號不可思議,他沒有一切的形式。我們相信佛陀當年在世純粹是講經說法,真誠的慈悲,這個慈悲是從自性流出來的,遍法界虛空界,一切眾生、天龍八部沒有不得佛菩薩教化的恩德。

所以佛法所在之處,風調雨順,確實的。凡是這些災難,都是眾生業力感召的,念佛能消宿業。灌頂大師告訴我們,重大的災難,所有一切經論好像都失效,最後還有個念佛有效。我們看到蓮池大師給我們做出這個例子,應當要覺悟。無論碰到什麼災難,真正有些志同道合的人到那個地方去念佛,就一句佛號,一心稱念,他怎麼會沒有感應?天上落雨落了多少滴,一飲一啄莫非前定,落雨落多少滴雨,統統都出不了感應的範圍。多少滴,摩醯首羅天王清楚,他看得很清楚,『悉能分別數其滴』。

而且用多少時間?一念,於一念中就清清楚楚、明明白白有多少滴。我們這個世間人的智慧、科學還沒有達到,還沒有這個能力。他在這麼短的時間,一念之間,他統統清楚。他的智慧從哪來的?底下說:【無量億劫勤修學。得是無上菩提智。】這兩句話講菩薩,前面這一首是講摩醯首羅天,他的智慧自在,他的智慧從禪定來的。

你看他是第四禪天頂,四禪一共十八天,初禪三天,二禪三天,三禪三天,九天,第四禪有九層天。有三天是普通的,還有一個外道天,就是無想天,在第四禪,修什麼?修無想定。什麼都不想,真修成功了,到第四禪無想天。另外還有五種天,那是三果的聖人,所以四禪是凡聖同居土,那個五層天叫五不還天。阿那含在那個地方修行,他不要再到人間來,他就在那裡修行,修成功了他就超出去,就超越六道,證阿羅漢果。所以他不用回來,在那裡就成功了,叫五不還天,不再回來。

這五天的天人統統稱為淨居,也叫淨居天,淨居天就是五不還天,淨居天人。我們也要很感恩他,感他什麼恩?釋迦牟尼佛成佛,能留在這個世間講經說法四十九年,要感恩他。佛示現成佛的時候,如果沒有人啟請,沒有人認識,沒有人啟請,佛就滅度,示現成佛之後就走了。在這時候淨居天人看到了,趕快下來,變化成一個凡人,向釋迦牟尼佛請法。請轉法輪,請佛住世,是他們幹的。

釋迦牟尼佛看到有人請法,就住世,要為大眾說法,這是淨居天人做的好事,凡夫誰知道?所以佛法是師道。作師,真正求學的人一定懂得尊師重道。重道是因為你尊師,尊師是為了重道;重道是裡面,尊師是表現在外面。所以只聞來學,未聞往教,沒有說老師到你家裡來教你,沒有這個道理。所以學要求學,這是道,你要去求。你有真誠心、有恭敬心,有學、有道的人遇到了,他一定教你。為什麼?有學問的人他一生唯一的一個希望,他的學問能傳下去,有道的人亦復如是,希望能得一個傳人,世代相傳。

大方廣佛華嚴經  (第一八六0卷)  2007/11/4  香港佛陀教育協會  檔名:12-017-1860